Pasaman Barat, METRO - Keberhasilan Kabupaten Pasaman Barat (Pasbar) meraih predikat II se Sumbar dalam Ujian Nasional (UN) setingkat SLTA, di satu sisi di luar dugaan namun juga merupakan tantangan berat bagi daerah ini ke depan. Karena tahun sebelumnya predikat yang bisa digapai hanya peringkat delapan. Untuk itu, diharapkan kepada seluruh jajaran Dinas Pendidikan setempat bisa selalu menafsirkan seluruh kebijakan bupati.
Prestasi setingkat pendidikan SLTA itu, juga hendaknya bisa meluas pada pendidikan setingkat SLTP dan SD sederajat pada setiap sekolah yang tersebar di berbagai kecamatan di Pasbar. Bila prestasi tinggi sudah terbiasa diraih mulai dari usia dini, SLTP maka akan menyeluruh motivasi peningkatan kualitas pendidikan di daerah setempat.
Sebagai daerah yang baru dimekarkan, masih banyak yang harus dipersiapkan dan dilakukan Pemkab, Dinas Pendidikan, Kepala Sekolah, Tenaga Pengajar, para murid, pihak komite dan masyarakat. Hal itu diakui Bupati Pasbar Drs H Syahiran MM kepada POSMETRO di Simpang Empat, kemarin.
Dikatakan, setelah beberapa kali bupati terjun ke lapangan melihat secara langsung situasi dan kondisi masing-masing sekolah di daerah setempat setingkat SLTA, SLTP maupun SD sederajat yang berada di berbagai lokasi di Pasbar, yang berada di daerah perkotaan maupun yang berada di daerah terisolir. Dapat dipastikan bahwa, konsep pemerataan dalam memberikan perhatian pada setiap sekolah sangat diperlukan.
Sehingga perkembangan pendidikan itu, tidak saja berada pada suatu tempat saja. Bahkan sangat diharapkan masing-masing sekolah di daerah baru itu punya keungggulan masing masing. Apakah nanti bidang Bahasa Inggris, Matematika, Bahasa Indonesia, IPA, IPS, Olah Raga maupun keunggulan lainnya. Bukan berarti mengabaikan mata pelajaran lain.
”Setelah masing-masing sekolah punya keunggulan masing-masing selanjutnya diaktifkan pula kompetensinya. Dengan demikian, masing-masing sekolah yang ada di Pasbar akan punya keunggulan masing-masing di tingkat Pasbar. Bahkan bisa dihandalkan di tingkat provinsi, tidak ada yang tidak bisa dilakukan bila semua unsur terkait satu pandangan untuk maju,” katanya.
Sekaitan dengan sekolah yang berada di daerah terisolir, lanjut Syahiran, sampai sekarang masih diakui bahwa kekurangan guru adalah salah satu masalahnya. Namun bagi yang lulus pada penerimaan Calon Pegawai Negeri Sipil Daerah (CPNSD) beberapa bulan lalu, khusus untuk tenaga pengajar akan dilakukan penempatannya secara merata.
”Artinya kita menginginkan kekurangan guru di daerah terisolir itu, diisi dengan CPNSD yang lulus tahun lalu sehingga pengembangan pendidikan juga tercapai di daerah yang seperti itu,” ungkapnya.
Menurut Syahiran, tidak akan ada alasan menolak dari CPNSD. Kalaupun ditugaskan di daerah terisolir sebab pada saat pendaftaran juga telah berjanji. Akan bersedia ditempatkan dimana saja.”Mudah-mudahan semua yang ditugaskan di daerah terisolir itu, bersedia dengan penuh semangat yang ditopang dengan tasa pengabdian yang tinggi, demi Pasbar, demi bangsa dan negara,”tuturnya.
Bila setiap pengabddian para guru dilakukan dengan ikhlas yang dibarengi dengan penuh kerajinan. Ditambah lagi dukungan penuh dari berbagai jajaran terkait, walaupun sekolah tersebut berada di daerah terisolir. Prestasi yang membanggakan tersebut akan dapat digapai.
Sebagai Bupati Pasbar, Syahiran mengaku akan selalu memperhatikan dan menguak bagaimana jalannya pendidikan pada setiap jenjang sekolah di daerah setempat. Kalau ada sesuatu persoalan yang mencuat, tuturnya, sesegera mungkin akan dicarikan solusinya sesuai dengan kemampuan daerah dan kemampuan keseriusan seluruh jajaran terklait. Untuk itu, diharapkan kepada seluruh masyarakat berperan aktif memantau jalannya pendidikan di Pasbar. (dar)
dikutip dari http://www.posmetropadang.com/Peristiwa/440.html
30 July 2006
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment