30 November 2008
tentang Rekening Gemapasbar
Beberapa waktu yang lalu dibagian kanan blog ini, dipampang nomor rekening gemapasbar atas nama syariful ikhwan. Ini sengaja dibuat agar nantinya para donatur yang tertarik dengan kegiatan-kegiatan gemapasbar dan berniat menyumbangkan sebagian rezekinya tidak kesulitan untuk mentransfer uang. Namun, bagi yang menyumbangkan uang agar mengkonfirmasikan berapa jumlah uang yang di transfer ke nomor HP syariful ikhwan di 081374848381. Bisa juga secara detail, misalnya untuk acara tertentu.
Semoga Pemberitahuan ini dapat dimaklumi...
Atas partisipasi bapak dan ibu donatur semuanya, kami ucapkan terima kasih. Semoga Allah membalasnya dengan pahala yang berlipat ganda.
Jazakumullahu khairan katsiro
17 November 2008
Kabupaten Pasaman Barat
Written by Palupi P Astuti/Litbang Kompas
Thursday, 31 March 2005
PASAMAN Barat, jangan diidentikkan dengan Simpang Empat. Paling tidak, jangan menggambarkan potensi wilayah ini dari wajah ibu kotanya itu. Kesimpulan tadi didapat dari pernyataan beberapa orang yang tahu atau setidaknya pernah datang ke Simpang Empat, ibu kota Kabupaten Pasaman Barat. Saat bertanya kepada mereka tentang kota ini, jawaban yang terdengar umumnya negatif. "Kota mati" atau "Tidak ada apa-apa di sana", begitu di antaranya.
PERNYATAAN- pernyataan mengenai ibu kota kabupaten yang baru berpisah dari induknya, Kabupaten Pasaman, pada awal tahun 2004 itu memang tidak bisa disalahkan. Kesan yang mereka berikan mungkin didasarkan pada gambaran sekilas yang terlihat.
Di Simpang Empat yang terlihat hanya deretan pertokoan kecil yang tak seberapa jumlahnya serta pasar tradisional yang ramai hanya saat Minggu. Untuk mencari hiburan, secara umum Kabupaten Pasaman Barat memang tidak bisa diandalkan karena belum ada obyek wisata yang dikembangkan.
Maka, kesan-kesan di atas tadi wajar dikatakan oleh mereka yang melihat daerah ini dari "kulit luarnya" saja. Andai mereka mengenal kabupaten ini lebih dalam, mungkin jawabannya berbeda. Kalau saja mereka tahu bahwa tanah Pasaman Barat menyimpan potensi yang cukup besar untuk memakmurkan siapa saja yang hidup di atasnya.
Kesan yang ditampilkan ibu kota yang mengambil sebagian kecil wilayah tentu tidak bisa menggambarkan seluruh wajah kabupaten yang luasnya lebih dari 4.200 kilometer persegi ini.
Kesederhanaan yang mewarnai ibu kota kabupaten ini lebih dikarenakan usia yang dini, meski wilayah-wilayah yang kini masuk Kabupaten Pasaman Barat dulunya adalah kawasan andalan kabupaten induk. Kabupaten Pasaman dulu adalah kabupaten di Provinsi Sumatera Barat yang menjadi sentra kelapa sawit.
Penghasil utama komoditas bahan baku minyak goreng itu adalah kecamatan-kecamatan yang kini bergabung dengan Pasaman Barat. Sebut saja Kecamatan Pasaman, lokasi ibu kota berada, dan Kecamatan Lembah Melintang.
Luas areal perkebunan kelapa sawit seluruhnya kurang lebih 102.000 hektar, sekitar 77.000 hektar termasuk perkebunan inti dan plasma, sementara sisanya adalah perkebunan rakyat.
Dari 102.000 hektar kebun sawit di Pasaman Barat, 62 persennya berada di Kecamatan Pasaman, selebihnya ada di seluruh kecamatan dengan beberapa di antaranya yang cukup luas berada di Kecamatan Lembah Melintang, Kinali, dan Sungai Beremas.
Produksi kelapa sawit yang bisa dipanen hingga sebulan dua kali itu diolah menjadi minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) oleh pabrik pengolahan kelapa sawit. Di Kabupaten Pasaman Barat terdapat 13 pabrik kelapa sawit, namun hanya lima di antaranya yang aktif dengan kapasitas produksi masing-masing pabrik 40 hingga 80 ton CPO per jam.
Produksi tandan buah segar kelapa sawit tahun 2002 sebanyak 854.000 ton lebih. Setelah diolah setengah jadi menjadi CPO, hasilnya dibawa ke Padang untuk diolah menjadi minyak goreng, sebagian dari itu juga diekspor ke Malaysia.
Pengangkutan CPO dan sumber daya alam Pasaman Barat lainnya secara massal melalui Pelabuhan alam Air Bangis di Kecamatan Sungai Beremas. Pelabuhan kecil itu menjadi satu-satunya pelabuhan andalan angkutan perairan wilayah ini.
Air Bangis yang belum bisa disinggahi kapal besar menyediakan angkutan penumpang dan barang yang menuju Pelabuhan Teluk Bayur di Padang dan daerah-daerah sekitar. Untuk ke depan, kabupaten yang memiliki perairan sepanjang kurang lebih 142 kilometer ini berencana mengembangkan Pelabuhan Air Bangis menjadi pelabuhan samudra yang bisa disinggahi kapal-kapal besar.
Selain transportasi air yang dilayani Pelabuhan Air Bangis, Pasaman Barat juga memiliki terminal angkutan darat. Dua jenis angkutan yang tersedia adalah angkutan pedesaan yang menggunakan mobil minibus dan antarkota/antarkabupaten dengan memakai bus-bus berukuran sedang.
Selain itu masih ada trayek antarprovinsi, yaitu bus menuju Kota Medan, Sumatera Utara, yang dilayani di terminal bus Ujung Gading, Kecamatan Koto Balingka. Meski sudah memiliki angkutan dalam kota, sayangnya tidak semua pelosok daerah dijangkau. Untuk itu tersedia ojek yang melayani penumpang hingga ke daerah-daerah pinggiran Pasaman Barat.
Meski transportasi di Pasaman Barat sendiri masih terbatas, wilayah ini sesungguhnya daerah yang ramai dilalui kendaraan dari wilayah-wilayah lain. Kabupaten ini masuk jalur pesisir barat Sumatera.
Letaknya yang di perbatasan Sumatera Barat dan Sumatera Utara membuat kabupaten ini memiliki arus transportasi yang cukup ramai setiap hari. Truk-truk bermuatan komoditas pertanian dan perkebunan dari Padang atau Sumatera bagian selatan menuju Sumatera Utara atau sebaliknya, setiap hari melintas di jalan-jalan utama Pasaman Barat sejak pagi hingga larut malam hari.
Sebagai daerah perlintasan, tak heran jika setiap malam selalu terlihat puluhan truk parkir di halaman satu-satunya penginapan terbaik di sini. Sopir-sopir truk tersebut umumnya berasal dari wilayah di luar Sumatera Barat, bahkan dari Jakarta, yang singgah untuk beristirahat sebelum melanjutkan perjalanan kembali esok harinya.
Peluang menjadi daerah transit sepertinya kurang dilirik Pasaman Barat. Sarana dan prasarana yang hendak dilengkapi lebih bertujuan untuk mengembangkan sektor primer. Selain produsen kelapa sawit, tanah Pasaman Barat juga sangat cocok ditanami beragam tanaman pangan dan perkebunan lain.
Produk jagung pipilan wilayah ini dimanfaatkan sebagai pakan ternak oleh peternak di Sumatera Barat, juga Riau dan Jambi. Tanaman jagung yang ditanam di areal seluas kurang lebih 10.000 hektar, per hektarnya bisa menghasilkan 6-7 ton jagung pipilan.
Tanaman pangan lain yang juga menjadi unggulan daerah ini adalah cabe dan buah jeruk. Jeruk Pasaman yang banyak ditanam di Kecamatan Pasaman, Koto Balingka, Ranah Bantahan, dan Sungai Beremas bahkan merajai pasaran buah jeruk di Sumatera Barat.
Palupi P Astuti/Litbang Kompas
sumber : cimbuak
Thursday, 31 March 2005
PASAMAN Barat, jangan diidentikkan dengan Simpang Empat. Paling tidak, jangan menggambarkan potensi wilayah ini dari wajah ibu kotanya itu. Kesimpulan tadi didapat dari pernyataan beberapa orang yang tahu atau setidaknya pernah datang ke Simpang Empat, ibu kota Kabupaten Pasaman Barat. Saat bertanya kepada mereka tentang kota ini, jawaban yang terdengar umumnya negatif. "Kota mati" atau "Tidak ada apa-apa di sana", begitu di antaranya.
PERNYATAAN- pernyataan mengenai ibu kota kabupaten yang baru berpisah dari induknya, Kabupaten Pasaman, pada awal tahun 2004 itu memang tidak bisa disalahkan. Kesan yang mereka berikan mungkin didasarkan pada gambaran sekilas yang terlihat.
Di Simpang Empat yang terlihat hanya deretan pertokoan kecil yang tak seberapa jumlahnya serta pasar tradisional yang ramai hanya saat Minggu. Untuk mencari hiburan, secara umum Kabupaten Pasaman Barat memang tidak bisa diandalkan karena belum ada obyek wisata yang dikembangkan.
Maka, kesan-kesan di atas tadi wajar dikatakan oleh mereka yang melihat daerah ini dari "kulit luarnya" saja. Andai mereka mengenal kabupaten ini lebih dalam, mungkin jawabannya berbeda. Kalau saja mereka tahu bahwa tanah Pasaman Barat menyimpan potensi yang cukup besar untuk memakmurkan siapa saja yang hidup di atasnya.
Kesan yang ditampilkan ibu kota yang mengambil sebagian kecil wilayah tentu tidak bisa menggambarkan seluruh wajah kabupaten yang luasnya lebih dari 4.200 kilometer persegi ini.
Kesederhanaan yang mewarnai ibu kota kabupaten ini lebih dikarenakan usia yang dini, meski wilayah-wilayah yang kini masuk Kabupaten Pasaman Barat dulunya adalah kawasan andalan kabupaten induk. Kabupaten Pasaman dulu adalah kabupaten di Provinsi Sumatera Barat yang menjadi sentra kelapa sawit.
Penghasil utama komoditas bahan baku minyak goreng itu adalah kecamatan-kecamatan yang kini bergabung dengan Pasaman Barat. Sebut saja Kecamatan Pasaman, lokasi ibu kota berada, dan Kecamatan Lembah Melintang.
Luas areal perkebunan kelapa sawit seluruhnya kurang lebih 102.000 hektar, sekitar 77.000 hektar termasuk perkebunan inti dan plasma, sementara sisanya adalah perkebunan rakyat.
Dari 102.000 hektar kebun sawit di Pasaman Barat, 62 persennya berada di Kecamatan Pasaman, selebihnya ada di seluruh kecamatan dengan beberapa di antaranya yang cukup luas berada di Kecamatan Lembah Melintang, Kinali, dan Sungai Beremas.
Produksi kelapa sawit yang bisa dipanen hingga sebulan dua kali itu diolah menjadi minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) oleh pabrik pengolahan kelapa sawit. Di Kabupaten Pasaman Barat terdapat 13 pabrik kelapa sawit, namun hanya lima di antaranya yang aktif dengan kapasitas produksi masing-masing pabrik 40 hingga 80 ton CPO per jam.
Produksi tandan buah segar kelapa sawit tahun 2002 sebanyak 854.000 ton lebih. Setelah diolah setengah jadi menjadi CPO, hasilnya dibawa ke Padang untuk diolah menjadi minyak goreng, sebagian dari itu juga diekspor ke Malaysia.
Pengangkutan CPO dan sumber daya alam Pasaman Barat lainnya secara massal melalui Pelabuhan alam Air Bangis di Kecamatan Sungai Beremas. Pelabuhan kecil itu menjadi satu-satunya pelabuhan andalan angkutan perairan wilayah ini.
Air Bangis yang belum bisa disinggahi kapal besar menyediakan angkutan penumpang dan barang yang menuju Pelabuhan Teluk Bayur di Padang dan daerah-daerah sekitar. Untuk ke depan, kabupaten yang memiliki perairan sepanjang kurang lebih 142 kilometer ini berencana mengembangkan Pelabuhan Air Bangis menjadi pelabuhan samudra yang bisa disinggahi kapal-kapal besar.
Selain transportasi air yang dilayani Pelabuhan Air Bangis, Pasaman Barat juga memiliki terminal angkutan darat. Dua jenis angkutan yang tersedia adalah angkutan pedesaan yang menggunakan mobil minibus dan antarkota/antarkabupaten dengan memakai bus-bus berukuran sedang.
Selain itu masih ada trayek antarprovinsi, yaitu bus menuju Kota Medan, Sumatera Utara, yang dilayani di terminal bus Ujung Gading, Kecamatan Koto Balingka. Meski sudah memiliki angkutan dalam kota, sayangnya tidak semua pelosok daerah dijangkau. Untuk itu tersedia ojek yang melayani penumpang hingga ke daerah-daerah pinggiran Pasaman Barat.
Meski transportasi di Pasaman Barat sendiri masih terbatas, wilayah ini sesungguhnya daerah yang ramai dilalui kendaraan dari wilayah-wilayah lain. Kabupaten ini masuk jalur pesisir barat Sumatera.
Letaknya yang di perbatasan Sumatera Barat dan Sumatera Utara membuat kabupaten ini memiliki arus transportasi yang cukup ramai setiap hari. Truk-truk bermuatan komoditas pertanian dan perkebunan dari Padang atau Sumatera bagian selatan menuju Sumatera Utara atau sebaliknya, setiap hari melintas di jalan-jalan utama Pasaman Barat sejak pagi hingga larut malam hari.
Sebagai daerah perlintasan, tak heran jika setiap malam selalu terlihat puluhan truk parkir di halaman satu-satunya penginapan terbaik di sini. Sopir-sopir truk tersebut umumnya berasal dari wilayah di luar Sumatera Barat, bahkan dari Jakarta, yang singgah untuk beristirahat sebelum melanjutkan perjalanan kembali esok harinya.
Peluang menjadi daerah transit sepertinya kurang dilirik Pasaman Barat. Sarana dan prasarana yang hendak dilengkapi lebih bertujuan untuk mengembangkan sektor primer. Selain produsen kelapa sawit, tanah Pasaman Barat juga sangat cocok ditanami beragam tanaman pangan dan perkebunan lain.
Produk jagung pipilan wilayah ini dimanfaatkan sebagai pakan ternak oleh peternak di Sumatera Barat, juga Riau dan Jambi. Tanaman jagung yang ditanam di areal seluas kurang lebih 10.000 hektar, per hektarnya bisa menghasilkan 6-7 ton jagung pipilan.
Tanaman pangan lain yang juga menjadi unggulan daerah ini adalah cabe dan buah jeruk. Jeruk Pasaman yang banyak ditanam di Kecamatan Pasaman, Koto Balingka, Ranah Bantahan, dan Sungai Beremas bahkan merajai pasaran buah jeruk di Sumatera Barat.
Palupi P Astuti/Litbang Kompas
sumber : cimbuak
Pasaman Barat Merajut Diri
Empat tahun berdiri dan kini menanti investor
Pasaman Barat merajut diri dengan segudang potensi
oleh : Martin Sihombing www.bisnis.com
Setelah empat tahun mandiri sebagai kabupaten sendiri berpisah dari Kabupaten Pasaman, Pasaman Barat pun mulai mengedepankan potensi ekonominya. Berbagai sektor menjanjikan prospek cerah, tinggal investor yang datang untuk menggarapnya.
Perjalanan selama hampir tiga jam dari Padang menuju Pasaman Barat nyaris tidak membosankan. Pemandangan alam yang memperlihatkan Pasaman Barat sebagai kawasan pertanian dan pariwisata membuat perjalanan cukup menggairahkan.
Dengan beragam pemandangan alam yang diperlihatkan, dari mulai pegunungan hingga lahan pertanian, tak ayal, tekad Pemerintah Kabupaten Pasaman Barat yang hendak menjadikan pertanian sebagai modal utama dalam mendorong perekonomian kabupaten itu tidak bisa disangkal lagi.
"Usia kami memang masih seumur jagung. Sejak diresmikan menjadi kabupaten, umur Pasaman Barat baru empat tahun. Kendati demikian, kami optimistis akan mampu mensejajarkan diri dengan saudara kami," tutur Nirwan Pulungan, Bupati Pasaman Barat.
Tentu langkah yang akan dilakukan pemerintah daerah tersebut sudah disusun. Segala potensi yang ada di daerah itu, siap dimaksimalkan untuk menciptakan lapangan kerja dan mendorong pertumbuhan ekonomi sendiri.
Pasaman Barat, satu dari 19 kabupaten yang berada di Provinsi Sumatra Barat dan mempunyai luas wilayah 4.248,40 km2 itu, kini resmi berdiri sendiri. Semula, kabupaten yang beribukota di Simpang Empat dan resmi menjadi kabupaten melalui Undang-Undang No. 38/2003 tentang Pembentukan Kabupaten, bagian dari Kabupaten Pasaman.
Dalam posisi sebagai bagian dari Kabupaten Pasaman, nama Pasaman Barat tenggelam. Tak heran, muncul pertanyaan, mampukah Pasaman Barat memakmurkan warganya setelah menjadi kabupaten ?
Di bawah pimpinan Nirwan Pulungan, Pasaman Barat sudah bertekad menyejajarkan diri dengan daerah yang sudah menjadi kabupaten lebih dulu. Bahkan dengan kabupaten yang diklasifikasikan maju.
Modal untuk mendorong pertumbuhan ekonomi daerah bukan tidak dimiliki. Daerah berpenduduk 323.505 jiwa ini bukan hanya memiliki 67 lembaga keuangan, tujuh perbankan dan 60 nonperbankan.
Menurut Nirwan Pulungan, potensi pertanian Pasaman Barat itu terdiri dari tanaman pangan, kebun, hortikultura, laut, dan ikan serta tambang seperti semen, pupuk dan batu bara.
Memang, Pasaman Barat yang alamnya kaya akan potensi alam, mempunyai luas areal perkebunan kelapa sawit sekitar 102.000 ha, sekitar 77.000 ha termasuk perkebunan inti dan plasma, sementara sisanya perkebunan rakyat.
Produksi kelapa sawit yang bisa dipanen hingga sebulan dua kali itu diolah menjadi minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) oleh pabrik pengolahan kelapa sawit. Di Kabupaten Pasaman Barat terdapat 13 pabrik kelapa sawit, namun hanya lima di antaranya yang aktif dengan kapasitas produksi masing-masing pabrik 40 hingga 80 ton CPO per jam.
Menurut data, produksi tandan buah segar kelapa sawit Pasaman Barat pada 2002 sebanyak 854.000 ton lebih. Setelah diolah setengah jadi menjadi CPO, hasilnya dibawa ke Padang untuk diolah menjadi minyak goreng, sebagian dari itu juga diekspor ke Malaysia.
Kabupaten jagung
Bahkan kini kabupaten itu berpeluang menjadi kabupaten jagung seperti halnya yang diraih Provinsi Gorontalo. Hal itu diakui Andy Gumala, Direktur Bisnis PT Du Pont Indonesia.
Andy Gumala memberi contoh di Indonesia sebenarnya ada sebuah daerah sebagai lumbung jagung, yakni di Gorontalo.
Kini, tambahnya, Gorontalo dikenal oleh masyarakat luas sebagai provinsi jagung. Tapi bukan tidak mungkin, Pasaman Barat akan dikenal sebagai kabupaten jagung.
Alasannya, Pasaman Barat termasuk salah satu daerah sentra jagung yang mempunyai luas areal pertanaman jagung seluas 20.000 ha per tahun, dari potensi seluas 30.000 ha per tahun. Dari jumlah tersebut, 15.000 ha di antaranya sudah ditanami jagung hibrida.
Pada 2000 telah dimulai penanaman jagung hibrida Pioneer seluas 1.000 ha. Pada 2004 melonjak secara fantastis hingga 12 kali lipat hingga mencapai 12.000 ha dalam kurun waktu empat tahun.
"Dari hitungan saya, dengan rata-rata kepemilikan lahan di Pasaman Barat ini satu hektare per petani dan menghasilkan rata-rata tujuh ton per hektare, maka petani akan mendapatkan penghasilan kotor setiap panennya Rp6,5 juta," papar Andy.
Pasaman Barat, yang tidak setenar nama Bali sebagai kawasan wisata atau Karawang di Jawa Barat yang menjadi lumbung pangan nasional, menurut Pulungan, kini mulai gandrung dengan hibrida.
"Kami ingin menjadi kabupaten jagung," ungkap Bupati Pasaman Barat itu kepada Bisnis di sela-sela Pasaman Barat Pioneer Expo 2005 belum lama ini.
Guna mengantisipasi peningkatan jumlah produksi akibat apresiasi petani jagung di Pasaman Barat, Andy memohon kepada pemerintah, melalui Ditjen Tanaman Pangan Departemen Pertanian, untuk dapat menyediakan infrastruktur pendukung berupa mesin pemipil, mesin pengering dan pergudangan (silo).
Hal ini dimaksudkan agar petani mendapatkan pelayanan pascaproduksi agar, saat panen, jagungnya tetap berkualitas tinggi, dan tidak langsung dimasukkan ke karung seperti saat ini, sehingga jagung tetap bersih, harganya tinggi dan bebas dari bercak-bercak hitam karena jamur aflatoksin.
Potensi wisata
Tidak hanya berhenti di situ. Dari hasil kunjungan Bisnis belum lama ini, kabupaten muda ini mempunyai potensi wisata yang tidak kalah menariknya.
Gunung Talamau yang terletak di Kabupaten Pasaman Barat ini merupakan satu dari beberapa gunung yang mempunyai panorama alam yang menarik di ranah Minangkabau.
Dengan ketinggian 2.982 meter di atas permukaan laut (dpl) menjadikan gunung tersebut sebagai puncak tertinggi di wilayah Sumatra Barat.
Gunung Talamau bisa didaki dari Desa Pinaga. Gunung ini mempunyai keunikan yaitu pada puncaknya terdapat banyak telaga dan umumnya jumlah telaga tersebut selalu berbeda-beda dan tidak selalu sama setiap dijumpai para pendaki. Jumlah yang umum terlihat adalah 13 telaga.
Gunung Talamau berdekatan sekali dengan Gunung Pasaman hanya dipisahkan oleh sebuah sungai.
Dari daerah puncak Gunung Talamau bisa melihat dengan jelas puncak Gunung Pasaman atau yang dikenal juga dengan sebutan sebagai Puncak Rajo Imbang Langik yaitu nama yang diambil dari nama seorang raja yang pernah bertahta di Pasaman beratus tahun silam.
Untuk mencapai puncak Gunung Talamau akan melewati enam pos. Dari puncak Gunung Talamau bisa menyadel atau turun dan naik ke Gunung Pasaman. Penduduk di sekitar Gunung Talamau ini hidup dengan mata pencaharian bertani.
Gunung ini lebih terawat dibandingkan dengan Gunung Marapi dan Singgalang. Sangat bersih. Itu tidak terlepas dari dedikasi penduduk setempat yang selalu menjaga keasrian dan kebersihan Gunung Talamau dari pendaki-pendaki yang tidak bertanggungjawab.
Untuk akomodasi yang ada dan tidak jauh dari gunung ini adalah Hotel Hamco dan Wisma Yanti di Padang Tujuh yang berjarak sekitar 3 km dari Desa Pinaga. Selain itu, terdapat lokasi Camping Ground di Bukit Harimau Campo yang tidak jauh dari lokasi air terjun Puti Lenggo Geni.
Selain keindahan alamnya gunung ini juga banyak menyimpan cerita-cerita menarik yang berasal dari legenda yang dipercaya oleh penduduk setempat. Seperti contoh saat memasuki Padang Siranjano, diwajibkan untuk membaca "Assalamualaikum" karena dipercaya di daerah tersebut dihuni oleh seorang kyai.
Menarik pula, nama-nama puncak dan telaga di gunung ini juga diambil berdasarkan beberapa cerita legenda yang diyakini oleh penduduk disekitar Gunung Talamau ini.
Potensi Tambang
Sektor pertambangan, menurut Pulunga, juga merupakan salah satu potensi yang teramat besar di wilayah Pasaman Barat.
Sejak zaman penjajahan Belanda, konon, di wilayah Pasaman Barat sudah diketahui ada potensi tambang emas. Masyarakat secara tradisional membuktikan kenyataan itu dengan mendulang emas di pinggir-pinggir kali ataupun di kaki-kaki bukit.
Juga ada bahan baku untuk industri semen di Desa Muaro Kiawai, Kecamatan Gunung Tuleh, yang depositnya tersedia 2 miliar ton dengan luas sebaran 2.500 ha, bisa untuk produksi selama 300 tahun. Setidaknya di Pasaman Barat terbuka peluang membuka industri semen.
Dari Gunung Talamau, berdasarkan hasil penelitian Pusat Penelitian Geoteknologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (Research Center for Geotechnology The Indonesian Institute of Sciences), khususnya di daerah itu ditemukan berbagai jenis batuan, yaitu batuan volkanik produk Galau Talamau (andesit, andesit basaltik, basalt).
Kemudian, batuan kelompok Woyla yang ditemukan di Sungai Tambang Pambaluan seperti meta batupasir teralterasi dan termineralisasi selang-seling dengan batu sabak dan sering diterobos oleh urat-urat kuarsa.
Batuan Kelompok Mengae Woyla seperti sekis glaukofan, marmer beraneka, dan batuan granit sebagai anggota Formasi Kanaikan, serta batuan tufa anggota batuan volkanik tak terbedakan. Batuan Kelompok Woyla dan Formasi Kanaikan ini juga ditemukan di S. Simpang Dingin. Batuan volkanik (basalt) produk G. Langsat, dan batuan terubah termineralisai daerah Salido.
Dari Major Elemen menunjukkan batuan beku di kawasan itu dapat dibedakan menjadi empat macam yaitu basa (basalt), menengah (andesit), agak asam (dasit), dan granit (asam).
Batuan volkanik yang ada termasuk tipe Calc-Alkalin dan hanya dua contoh batuan yang masing-masing dari kawasan itu dan Salido yang menunjukkan sifat Tholeitik. Secara umum batuan volkanik yang ada posisi dalam lingkungan tektoniknya sebagai Backarc-side.
Namun harus diakui, seperti dikatakan Nirwan Pulungan, Pasaman Barat adalah daerah bahari yang memiliki pantai sepanjang lebih kurang 100 km.
Dalam hal ini, terbuka peluang investasi pengembangan sektor kelautan seperti budi daya udang, rumput laut, dan potensi kelautan lainnya. Gubernur Sumbar Zainal Bakar bahkan pernah mengharapkan Pelabuhan Airbangis dikembangkan menjadi pelabuhan samudra.
Itulah sekilas wajah Kabupaten Pasaman Barat dengan segudang potensinya.
sumber : rangtalu.net
Pasaman Barat merajut diri dengan segudang potensi
oleh : Martin Sihombing www.bisnis.com
Setelah empat tahun mandiri sebagai kabupaten sendiri berpisah dari Kabupaten Pasaman, Pasaman Barat pun mulai mengedepankan potensi ekonominya. Berbagai sektor menjanjikan prospek cerah, tinggal investor yang datang untuk menggarapnya.
Perjalanan selama hampir tiga jam dari Padang menuju Pasaman Barat nyaris tidak membosankan. Pemandangan alam yang memperlihatkan Pasaman Barat sebagai kawasan pertanian dan pariwisata membuat perjalanan cukup menggairahkan.
Dengan beragam pemandangan alam yang diperlihatkan, dari mulai pegunungan hingga lahan pertanian, tak ayal, tekad Pemerintah Kabupaten Pasaman Barat yang hendak menjadikan pertanian sebagai modal utama dalam mendorong perekonomian kabupaten itu tidak bisa disangkal lagi.
"Usia kami memang masih seumur jagung. Sejak diresmikan menjadi kabupaten, umur Pasaman Barat baru empat tahun. Kendati demikian, kami optimistis akan mampu mensejajarkan diri dengan saudara kami," tutur Nirwan Pulungan, Bupati Pasaman Barat.
Tentu langkah yang akan dilakukan pemerintah daerah tersebut sudah disusun. Segala potensi yang ada di daerah itu, siap dimaksimalkan untuk menciptakan lapangan kerja dan mendorong pertumbuhan ekonomi sendiri.
Pasaman Barat, satu dari 19 kabupaten yang berada di Provinsi Sumatra Barat dan mempunyai luas wilayah 4.248,40 km2 itu, kini resmi berdiri sendiri. Semula, kabupaten yang beribukota di Simpang Empat dan resmi menjadi kabupaten melalui Undang-Undang No. 38/2003 tentang Pembentukan Kabupaten, bagian dari Kabupaten Pasaman.
Dalam posisi sebagai bagian dari Kabupaten Pasaman, nama Pasaman Barat tenggelam. Tak heran, muncul pertanyaan, mampukah Pasaman Barat memakmurkan warganya setelah menjadi kabupaten ?
Di bawah pimpinan Nirwan Pulungan, Pasaman Barat sudah bertekad menyejajarkan diri dengan daerah yang sudah menjadi kabupaten lebih dulu. Bahkan dengan kabupaten yang diklasifikasikan maju.
Modal untuk mendorong pertumbuhan ekonomi daerah bukan tidak dimiliki. Daerah berpenduduk 323.505 jiwa ini bukan hanya memiliki 67 lembaga keuangan, tujuh perbankan dan 60 nonperbankan.
Menurut Nirwan Pulungan, potensi pertanian Pasaman Barat itu terdiri dari tanaman pangan, kebun, hortikultura, laut, dan ikan serta tambang seperti semen, pupuk dan batu bara.
Memang, Pasaman Barat yang alamnya kaya akan potensi alam, mempunyai luas areal perkebunan kelapa sawit sekitar 102.000 ha, sekitar 77.000 ha termasuk perkebunan inti dan plasma, sementara sisanya perkebunan rakyat.
Produksi kelapa sawit yang bisa dipanen hingga sebulan dua kali itu diolah menjadi minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) oleh pabrik pengolahan kelapa sawit. Di Kabupaten Pasaman Barat terdapat 13 pabrik kelapa sawit, namun hanya lima di antaranya yang aktif dengan kapasitas produksi masing-masing pabrik 40 hingga 80 ton CPO per jam.
Menurut data, produksi tandan buah segar kelapa sawit Pasaman Barat pada 2002 sebanyak 854.000 ton lebih. Setelah diolah setengah jadi menjadi CPO, hasilnya dibawa ke Padang untuk diolah menjadi minyak goreng, sebagian dari itu juga diekspor ke Malaysia.
Kabupaten jagung
Bahkan kini kabupaten itu berpeluang menjadi kabupaten jagung seperti halnya yang diraih Provinsi Gorontalo. Hal itu diakui Andy Gumala, Direktur Bisnis PT Du Pont Indonesia.
Andy Gumala memberi contoh di Indonesia sebenarnya ada sebuah daerah sebagai lumbung jagung, yakni di Gorontalo.
Kini, tambahnya, Gorontalo dikenal oleh masyarakat luas sebagai provinsi jagung. Tapi bukan tidak mungkin, Pasaman Barat akan dikenal sebagai kabupaten jagung.
Alasannya, Pasaman Barat termasuk salah satu daerah sentra jagung yang mempunyai luas areal pertanaman jagung seluas 20.000 ha per tahun, dari potensi seluas 30.000 ha per tahun. Dari jumlah tersebut, 15.000 ha di antaranya sudah ditanami jagung hibrida.
Pada 2000 telah dimulai penanaman jagung hibrida Pioneer seluas 1.000 ha. Pada 2004 melonjak secara fantastis hingga 12 kali lipat hingga mencapai 12.000 ha dalam kurun waktu empat tahun.
"Dari hitungan saya, dengan rata-rata kepemilikan lahan di Pasaman Barat ini satu hektare per petani dan menghasilkan rata-rata tujuh ton per hektare, maka petani akan mendapatkan penghasilan kotor setiap panennya Rp6,5 juta," papar Andy.
Pasaman Barat, yang tidak setenar nama Bali sebagai kawasan wisata atau Karawang di Jawa Barat yang menjadi lumbung pangan nasional, menurut Pulungan, kini mulai gandrung dengan hibrida.
"Kami ingin menjadi kabupaten jagung," ungkap Bupati Pasaman Barat itu kepada Bisnis di sela-sela Pasaman Barat Pioneer Expo 2005 belum lama ini.
Guna mengantisipasi peningkatan jumlah produksi akibat apresiasi petani jagung di Pasaman Barat, Andy memohon kepada pemerintah, melalui Ditjen Tanaman Pangan Departemen Pertanian, untuk dapat menyediakan infrastruktur pendukung berupa mesin pemipil, mesin pengering dan pergudangan (silo).
Hal ini dimaksudkan agar petani mendapatkan pelayanan pascaproduksi agar, saat panen, jagungnya tetap berkualitas tinggi, dan tidak langsung dimasukkan ke karung seperti saat ini, sehingga jagung tetap bersih, harganya tinggi dan bebas dari bercak-bercak hitam karena jamur aflatoksin.
Potensi wisata
Tidak hanya berhenti di situ. Dari hasil kunjungan Bisnis belum lama ini, kabupaten muda ini mempunyai potensi wisata yang tidak kalah menariknya.
Gunung Talamau yang terletak di Kabupaten Pasaman Barat ini merupakan satu dari beberapa gunung yang mempunyai panorama alam yang menarik di ranah Minangkabau.
Dengan ketinggian 2.982 meter di atas permukaan laut (dpl) menjadikan gunung tersebut sebagai puncak tertinggi di wilayah Sumatra Barat.
Gunung Talamau bisa didaki dari Desa Pinaga. Gunung ini mempunyai keunikan yaitu pada puncaknya terdapat banyak telaga dan umumnya jumlah telaga tersebut selalu berbeda-beda dan tidak selalu sama setiap dijumpai para pendaki. Jumlah yang umum terlihat adalah 13 telaga.
Gunung Talamau berdekatan sekali dengan Gunung Pasaman hanya dipisahkan oleh sebuah sungai.
Dari daerah puncak Gunung Talamau bisa melihat dengan jelas puncak Gunung Pasaman atau yang dikenal juga dengan sebutan sebagai Puncak Rajo Imbang Langik yaitu nama yang diambil dari nama seorang raja yang pernah bertahta di Pasaman beratus tahun silam.
Untuk mencapai puncak Gunung Talamau akan melewati enam pos. Dari puncak Gunung Talamau bisa menyadel atau turun dan naik ke Gunung Pasaman. Penduduk di sekitar Gunung Talamau ini hidup dengan mata pencaharian bertani.
Gunung ini lebih terawat dibandingkan dengan Gunung Marapi dan Singgalang. Sangat bersih. Itu tidak terlepas dari dedikasi penduduk setempat yang selalu menjaga keasrian dan kebersihan Gunung Talamau dari pendaki-pendaki yang tidak bertanggungjawab.
Untuk akomodasi yang ada dan tidak jauh dari gunung ini adalah Hotel Hamco dan Wisma Yanti di Padang Tujuh yang berjarak sekitar 3 km dari Desa Pinaga. Selain itu, terdapat lokasi Camping Ground di Bukit Harimau Campo yang tidak jauh dari lokasi air terjun Puti Lenggo Geni.
Selain keindahan alamnya gunung ini juga banyak menyimpan cerita-cerita menarik yang berasal dari legenda yang dipercaya oleh penduduk setempat. Seperti contoh saat memasuki Padang Siranjano, diwajibkan untuk membaca "Assalamualaikum" karena dipercaya di daerah tersebut dihuni oleh seorang kyai.
Menarik pula, nama-nama puncak dan telaga di gunung ini juga diambil berdasarkan beberapa cerita legenda yang diyakini oleh penduduk disekitar Gunung Talamau ini.
Potensi Tambang
Sektor pertambangan, menurut Pulunga, juga merupakan salah satu potensi yang teramat besar di wilayah Pasaman Barat.
Sejak zaman penjajahan Belanda, konon, di wilayah Pasaman Barat sudah diketahui ada potensi tambang emas. Masyarakat secara tradisional membuktikan kenyataan itu dengan mendulang emas di pinggir-pinggir kali ataupun di kaki-kaki bukit.
Juga ada bahan baku untuk industri semen di Desa Muaro Kiawai, Kecamatan Gunung Tuleh, yang depositnya tersedia 2 miliar ton dengan luas sebaran 2.500 ha, bisa untuk produksi selama 300 tahun. Setidaknya di Pasaman Barat terbuka peluang membuka industri semen.
Dari Gunung Talamau, berdasarkan hasil penelitian Pusat Penelitian Geoteknologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (Research Center for Geotechnology The Indonesian Institute of Sciences), khususnya di daerah itu ditemukan berbagai jenis batuan, yaitu batuan volkanik produk Galau Talamau (andesit, andesit basaltik, basalt).
Kemudian, batuan kelompok Woyla yang ditemukan di Sungai Tambang Pambaluan seperti meta batupasir teralterasi dan termineralisasi selang-seling dengan batu sabak dan sering diterobos oleh urat-urat kuarsa.
Batuan Kelompok Mengae Woyla seperti sekis glaukofan, marmer beraneka, dan batuan granit sebagai anggota Formasi Kanaikan, serta batuan tufa anggota batuan volkanik tak terbedakan. Batuan Kelompok Woyla dan Formasi Kanaikan ini juga ditemukan di S. Simpang Dingin. Batuan volkanik (basalt) produk G. Langsat, dan batuan terubah termineralisai daerah Salido.
Dari Major Elemen menunjukkan batuan beku di kawasan itu dapat dibedakan menjadi empat macam yaitu basa (basalt), menengah (andesit), agak asam (dasit), dan granit (asam).
Batuan volkanik yang ada termasuk tipe Calc-Alkalin dan hanya dua contoh batuan yang masing-masing dari kawasan itu dan Salido yang menunjukkan sifat Tholeitik. Secara umum batuan volkanik yang ada posisi dalam lingkungan tektoniknya sebagai Backarc-side.
Namun harus diakui, seperti dikatakan Nirwan Pulungan, Pasaman Barat adalah daerah bahari yang memiliki pantai sepanjang lebih kurang 100 km.
Dalam hal ini, terbuka peluang investasi pengembangan sektor kelautan seperti budi daya udang, rumput laut, dan potensi kelautan lainnya. Gubernur Sumbar Zainal Bakar bahkan pernah mengharapkan Pelabuhan Airbangis dikembangkan menjadi pelabuhan samudra.
Itulah sekilas wajah Kabupaten Pasaman Barat dengan segudang potensinya.
sumber : rangtalu.net
Gunuang Talamau
Tulisan iko basumber dari www.wisatamelayu.com
A. Selayang Pandang
Gunung Talamau dengan ketinggian 2982 meter dari permukaan laut (dpl), merupakan gunung tertinggi di Provinsi Sumatera Barat. Karakteristik Gunung Talamau termasuk salah satu dari gunung api, tetapi Talamau termasuk gunung yang tidak aktif. Gunung tersebut menyimpan segudang pesona yang sayang tuk di lewatkan. Kawasan hutan yang masih perawan, ditingkahi kicauan burung yang bersahutan berpadu dengan keindahan puluhan telaga yang terserak di kawasan gunung, membuat perjalanan panjang para wisatawan takkan terasa sia-sia. Berdasarkan hasil penelitian Pusat Penelitian Geoteknologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Gunung Talamau berasal dari berbagai jenis batuan, yaitu batuan vulkanik produk Galau (campuran) Talamau, yang dari Major Elemen yang menunjukkan batuan beku di kawasan itu dapat dibedakan menjadi empat macam yaitu jenis batuan basa (basalt), menengah (andesit), agak asam (dasit), dan granit (asam).
B. Keistimewaan
Gunung Talamau ditumbuhi oleh beberpa jenis tumbuhan hutan yang terdiri dari famili Dipterocarpaceae dan hutan famili lauraceae. Famili Dipterocarpaceae terdiri dari tumbuhan kemaduh (Laportea stimulans), markisa (Passiflora sp.), sirsak (Annonaceae), senggani (Melastoma sp.). Di samping itu, bunga edelwis yang tumbuh bermekaran melengkapi jenis tumbuh-tumbuhan yang bermekaran di lereng Gunung Talamau.
Di dalam hutan terdapat berbagai macam aneka satwa seperti burung dan binatang. Satwa burung yang ada adalah: rangkong (Buceros rhinoceros), sempidan sumatera (Lophura inornata), burung alap-alap (Black-thighed Falconet), ayam hutam merah (Red Junglefowl). Sedangkan satwa jenis binatang yang sering terlihat di gunung ini adalah: babi jenggot (Sus barbatus), musang leher kuning (Martes flavigula), owa (Hylobates muelleri), lutung dahi putih (Presbytis frontata), bajing tiga warna (Callosciurus prevostii), dan tupai gunung (Tupaia montana), beruang madu (Helarctos malayanus), musang belang (Hemigalus derbyanus), kucing batu (Felis marmorata), rusa (Cervus unicolor) dan macan dahan (Neofelis nebulosa) yang sering disebut oleh masyarakat setempat dengan harimau Campo.
Selain keragaman flora dan faunanya, di dalam hutan yang ada di lereng gunung ini juga terdapat air terjun yang cukup besar yang oleh masyarakat setempat diberi nama Air Terjun Puti Lenggo Geni. Keberadaan air terjun yang mempunyai tinggi 109 m tersebut, tentunya akan semakin menambah keindahan panorama Gunung Talamau.
Di tengah rimbunnya hutan Gunung Talamau atau tidak jauh dari puncak gunung, terdapat 13 telaga. Ke-13 telaga tersebut adalah: Talago Puti Sangka Bulan, Talago Tapian Sutan Bagindo, Talago Tapian Puti Mambang Surau, Talago Siuntuang Sudah, Talago Puti Bungsu, Talago Rajo Dewa, Talago Satwa, Talago Lumuik, Talago Biru, Talago Mandeh Rubiah, Talago Imbang Langik, Talago Cindua Mato, dan Talago Buluah Parindu. Air telaga yang jernih merupakan salah satu sumber mata air yang sering di manfaatkan oleh para pendaki untuk di konsumsi.
C. Lokasi
Gunung Talamau terletak di Desa Pinagar, Kecamatan Kinali, Kabupaten Pasaman Barat, Provinsi Sumatera Barat, Indonesia.
D. Akses
Untuk mencapai gunung ini bisa dilakukan dari dua arah yaitu dari Rao (Perbatasan Sumut-Sumbar) dan kota Padang. Berhubung dari kota Padang banyak tesedia transportasi yang melayani rute Padang-Pasaman Barat, para wisatawan yang mau berwisata ke Gunung Talamau biasanya menggunakan rute ini. Para wisatawan bisa menggunakan angkutan umum dengan waktu tempuh sekitar 6 jam dengan biaya sebesar Rp. 30.000 per orang.
Setelah sampai di lokasi, para wisatawan bisa memulai pendakian. Titik awal pendakian bisa di lakukan dari tiga titik, yaitu: desa Pinagar, Malampah dan Kinali dengan lama waktu pendakian sekitar 12 jam.
E. Tiket
Untuk pendakian Gunung Talamau para wisatawan dikenakan biaya Rp. 4000 per orang yang dibayar di pos II.
F. Akomodasi dan Fasilitas Lainnya
Di tempat ini tersedia jasa guide untuk memandu para wisatawan. Disamping itu, juga tersedia 5 pos untuk tempat beristirahat.
(Noor Fadlli/wm/14/02-08)
sumber foto talamau : http://photohighcamp01.tripod.com/talamau/index.htm
08 November 2008
Subscribe to:
Posts (Atom)