Ayo gabung bersama

19 October 2007

Potret Ekonomi Masyarakat Pasbar, Entaskan Kemiskinan, Perkuat UKM dan Koperasi

Ini Berita dari Padang Ekspress pada tanggal 10 Oktober lalu. Semoga bermanfaat.

Potret Ekonomi Masyarakat Pasbar, Entaskan Kemiskinan, Perkuat UKM dan Koperasi
Rabu, 10-Oktober-2007, 23:21:10


Kemiskinan merupakan salah satu persoalan pelik yang masih dihadapi Pasaman Barat (Pasbar) hingga kini. Pasalnya angka kemiskinan masih tinggi mencapai 41 persen atau 133.400 jiwa dari 328.655 penduduk (berdasarkan data statistik 2006). Sebaran penduduk miskin terbanyak berada di tiga Kecamatan diantaranya Sasak Ranah Pasisie , Talamau dan Sungai Bremas.

Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan (Diskoperindag) memiliki peran yang sangat strategis dalam pengentasan kemiskinan ini. Tesis ini sangat beralasan mengingat potensi Koperasi dan UKM di Pasbar sangat besar. Data menunjukkan terdapat 247 koperasi dengan aneka bentuk usaha. Persentasi koperasi yang aktif pun cukup tinggi mencapai 71,6 persen atau 177 unit. Begitu juga yang melakukan RAT sudah mencapai 52 unit. Bahkan dari sisi jumlah anggota dan permodalan koperasi Pasbar sangat menjanjikan. Saat ini terdapat 14.890 orang anggota koperasi, karyawan 373 orang dan modal Rp17 miliar, modal luar Rp39 miliar, aset Rp57 miliar, volume usaha Rp101 miliar. Selain itu Pasbar juga sudah memiliki banyak koperasi yang berprestasi dengan dominasi di dua daerah seperti Kinali 10 unit dan Luhak Nan Duo 16 unit.

Selain Koperasi, potensi usaha mikro pun cukup besar dan menjanjikan serta bisa menjadi salah satu solusi dalam pengentasan kemiskinan. Data menunjukkan saat ini tercatat 4.550 unit dengan beragam sektor di antaranya sektor perdangan 1.300 unit, usaha pertanian 400 unit, non pertanian 966 unit dan aneka usaha 1.881 unit. Untuk memperkuat keberadaan Koperasi dan UKM ini hingga bisa menciptakan peluang kerja baru dan mengentaskan kemiskinan maka dinas sudah melakukan berbagai perkuatan diantaranya perkuatan modal, penguatan kapasitas SDM pengelola, sarana dan prasarana. Tahun ini dinas telah melakukan penguatan kapasitas terhadap 209 unit koperasi dan UMKM terutama fokus pada aspek manajemen keuangan.

“Manejemen keuangan yang kita berikan memang sifatnya sederhana tapi dengan sistem ini diharapkan kapasitasnya meningkat sehingga bisa memisahkan tata administrasi keuangan usaha dengan keuangan untuk kebutuhan hidupnya. Karena selama ini campur aduk sehingga tidak bisa dihitung secara riil keuntungannya dari usaha itu dan posisi usaha terutama rugi laba tidak diketahui secara pasti,” beber Muhayatsyah
Malahan sejak tahun 2004 hingga 2006 Diskoperindag sudah memfasilitasi perkuatan modal koperasi Rp 1,35 miliar dengan dana yang tersebar Rp 6,3 miliar dan jumlah anggota yang mendapat kucuran dana bantuan tersebut mencapai 2.258 orang anggota koperasi.

Karenanya semakin sehat koperasi maka peluangnya mendapatkan berbagai fasilitas baik modal maupun sarana akan semakin besar. Tahun 2007 ini terdapat 4 unit koperasi yang diusulkan untuk mendapatkan dana perkuatan modal dari pusat sebesar Rp100 juta dan dua koperasi untuk mendapatkan perkuatan sarana. Selain itu masih ada peluang berupa bantuan bibit coklat untuk 5 koperasi sebanyak 250 batang, 5 unit kapal fiber 5 Gt sebesar 1,5 miliar, budidaya ikan Rp300 juta dan sertifikasi tanah anggota koperasi sebanyak 200 persil.

Perjuangan ini secara perlahan sudah menunjukkan hasil diantaranya dengan turunnya bantuan program pembiayaan produktif Koperasi dan usaha menengah (P3KUM) sebesar Rp300 juta untuk tiga koperasi diantaranya Koperasi Lepp-M3, KSP Gunung Sangkur dan KSU Mitra Multi Sarana. Bahkan bantuan modal kerja untuk petani jagung sebesar Rp50 juta pun sudah dikucurkan untuk para petani jagung di daerah Kinali. Kepala Bagian Tata Usaha Diskoperindag Ir. Mendrial kepada koran ini mengatakan dana Rp300 juta ini tidak akan kembali lagi ke pusat tetapi akan terus berputar di Pasbar karenanya ia minta pihak-pihak yang kebagian dana ini bisa memanfaatkan dengan sebaik-baiknya dan melakukan pengembalian tepat waktu sehingga bisa digulirkan untuk UMKM dan koperasi yang lain.

Selain berupaya menggaet berbagai bantuan perkuatan modal dari pusat dinas pun tak henti-hentinya membuka akses pasar ke berbagai daerah di Indonesia dengan mengikuti berbagai iven mulai dari pameran hingga pasar lelang dan penjajakan langsung dengan produsen. Baru-baru ini dinas membawa beberapa pengusaha Pasbar mengikuti pasar lelang di Surabaya. Ternyata hasilnya luar biasa karena pengusaha luar banyak yang menruh minat berbagai komoditi pertanian Pasbar seperti jagung dan kopra. Bahkan pengusaha lokal berhasil dibuat memorandum of understanding (MOU) dengan pengusaha dari luar salah satunya antara UG. Mahfud dengan PT Anugerah Jaya Surabaya untuk memasok 2000 ton jagung selama tiga bulan dengan nilai kontrak Rp 3,4 miliar.

Selain MOU pemasaran jagung kata Mendrial dinas juga berhasil melobi perusahaan untuk menampung kopra sebanyak 600 ton dengan nilai kontrak Rp 2,4 miliar. Angka kontrak ini jelas sangat signifikan bagi perluasan pemasaran produk hasil bumi Pasbar yang selama ini pemasarannya baru sebatas wilayah Sumatera seperti Medan dan Payakumbuh. “Produk coklat juga sudah masuk tahap negosiasi dan perusahaan sudah menyetujui sampel coklat yang kita bawa dari Pasbar. Hanya saja mereka meminta ke depan produk coklat dalam bentuk yang sudah difermentasi. Untuk antisipasinya kita sudah ajukan permohonan ke Kementerian Koperasi dan UKM agar bisa mendapat bantuan alat pengolahan coklat,” ungkapnya.

Kendati peluang sudah ada dan kontrak kerjasama sudah ditandatangani tambah Mendrial pengusaha lokal sering kewalahan dengan persoalan modal untuk “stoking” barang. Karenanya Bank Nagari diharapkan bisa “mem back up” pengusaha lokal dengan memberikan kemudahan dalam peminjaman modal usaha agar tidak kewalahan dalam memenuhi permintaan perusahaan yang umumnya dalam jumlah sangat besar. Penempatan dana bergulir milik pemerintah sebesar Rp 1 miliar di Bank Nagari dihadapkan bisa diakses lebih mudah. Bahkan kalau perlu dana tersebut bisa diakses tanpa persyaratan agunan sehingga masyarakat betul-betul diberi kemudahan akses seluas-luasnya. Sehingga kapan pun diperlukan pertani bisa digunakan dan tidak perlu melalui prosedur yang berbelit dengan persyaratan yang rumit.

Selain perkuatan modal dan perluasan terhadap akses pasbar ternyata penguatan produk pun sangat diperlukan sehingga memenuhi standar kualitas yang diminta pasar. Salah satunya dengan mengadakan berbagai pelatihan mulai dari pelatihan bordir dengan dana Rp 34 juta, pelatihan kerupuk jagung Rp 34 juta, dan pelatihan kewirausahaan Rp 61 juta. “Bahkan untuk memperkenalkan produk lokal kita sudah membangun sarana promosi di tiga Kecamatan yang menjadi gerbang Pasbar dengan dunia luar seperti Kinali, Talu dan ujung Gading. Ini diharapkan bisa memudahkan peminat bisa dengan mudah mendapatkan produk yang diinginkannya sehingga lebih efektif dan efesien,” bebernya. (***)

No comments:

Followers